LK-
4.9 Mengaplikasikan (menulis) Model Pembelajaran Proyek
Jawaban :
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
A.
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis
Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang
menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat
rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan
pelaksanaanya.
Model pembelajaran ini
menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara
langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar
bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner,
dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan
melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Dalam pelaksanaannya,
PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum mengumpulkan
data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek
dirancang untuk digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami
permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi
permasalahan.
Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk
menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan
keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical
thinking), dan penyelesaian masalah (problem-solving skills) dalam
menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a
variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3)
Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills
dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam
sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata.
Mengingat bahwa
masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis
Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1)
Peserta didik membuat keputusan tentang
sebuah kerangka kerja;
2)
Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada peserta didik;
3)
Peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4)
Peserta didik secara kolaboratif
bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan;
5)
Proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu;
6)
Peserta didik secara berkala melakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7)
Produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif; dan
8)
Situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam
Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat
dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam
implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain banyak guru
merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di
kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang
atau tidak menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan
menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik
lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan
lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion
group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab
tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi).
Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
B. Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran
Berbasis Proyek
1)
Meningkatkan motivasi belajar peserta
didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2)
Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
3)
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif
dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
4)
Meningkatkan kolaborasi.
5)
Mendorong peserta didik untuk
mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
6)
Meningkatkan keterampilan peserta
didikdalam mengelola sumber.
7)
Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8)
Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai
dunia nyata.
9)
Melibatkan para peserta didik untuk
belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
10)
Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran
Berbasis Proyek
1)
Peserta didik yang memiliki kelemahan
dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan.
2)
Kemungkinan adanya peserta didik yang
kurang aktif dalam kerja kelompok.
3)
Ketika topik yang diberikan kepada
masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan.
Untuk mengatasi
kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus
dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi
masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis
dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar,
memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan
banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis
Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti
kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering
menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas.
Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk
orang dewasa.
Pelajaran berbasis
proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat
dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya.
C. Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya
1)
Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b)
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a
Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan
akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c)
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini
antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara
yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d)
Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan
monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses.
Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
e)
Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru
dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f)
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the
Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar
dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga
pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
1)
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan model
Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian
produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)
Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata
pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.
Pada penilaian proyek
setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1)
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan
laporan.
(2)
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
(3)
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
b) Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar
cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu
memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian
dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
c) Peran Guru dan Peserta Didik
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis
Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran, b) Membuat
strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru
dan peserta didik, d) Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik
dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio
pekerjaan peserta didik.
Peran peserta didik pada Pembelajaran
Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b)
Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar
mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f)
Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi
sosial, antara lain wawancara, survey, observasi.
D. Contoh dalam kegiatan pembelajaran di RPP:
E.
Penerapan
Project Based Learning pada
Materi Menyusun
Teks Cerita Fabel
Salah satu model pembelajaran yang
dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning). Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Saat ini pembelajaran
di sekolah-sekolah masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan
semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan
pemahaman (C2), belum sampai pada tahap aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis
(C5) dan evaluasi (C6). Hal ini berarti pembelajaran di sekolah belum mengajak
siswa untuk menerapkan dan mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajari
untuk membuat sintesis (generalisasi), dan belum mengajak siswa untuk
mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
telah dipelajarinya. Sementara itu aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap
masih diabaikan.
Salah satu alternatif model
pembelajaran yang bisa dipakai oleh guru agar siswanya aktif adalah
pembelajaran berbasis proyek (project
based learning). Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang
menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini
siswa melakukan eksplorasi, penilaian,interpretasi, dan sintesis informasi
untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Melalui pembelajaran ini siswa diajak lebih interaktif (multiarah). Melalui
model pembelajaran ini siswa diharapkan lebih aktif menyelidiki (belajar)
dengan menyajikan dunia nyata kepada mereka (bukan abstrak). Siswa diajak
bekerja sama dalam tim (kelompok), sehingga mereka akan lebih kritis dan
analitis dalam pemikiran.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan
proyek.Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam
terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek.
Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan
proyek ,bisa melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal, sebagai langkah
nyata dari sebuah proyek. Pada tahap ini perlu disusun jadwal agar
proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan
target yang diinginkan.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan
proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek.
Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data
percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai
sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk
tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan
saintifik, project based learning
sangatlah cocok apabila diterapkan pada materi menyusun teks cerita fabel. Guru
dapat memilih model pembelajaran ini untuk mengajarkan materi tersebut.
Berikut ini adalah salah satu contoh penerapan
pembelajaran berbasis proyek (projek
based learning ) pada materi “menyusun teks cerita fabel “:
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
VIII/I
Materi Pokok :
Pengenalan teks cerita/fabel
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.2 Membedakan
teks cerita fabel baik melalui lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur,
dan cerita biografi sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan
Indikator
- Membedakan teks cerita fabel dengan teks teks cerita lain dilihat dari struktur isi
- Membedakan teks fabel dengan teks cerita lain dilihat dari fitur bahasanya
- Menentukan langkah-langkah menyusun teks cerita moral/fabel
- Menyusun kerangka karangan teks cerita moral atau fabel
- Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh
Petunjuk
umum
- Amatilah perilaku binatang di sekitarmu, kemudian tentukan hal menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu.
- Susunlah jadwal penyusunan teks cerita moral/fabel.
- Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri dari struktur teksnya yaitu orentasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
- Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian teks tersebut.
- Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu.
- Ketika menyusun teks, kamu harus menerapkan unsur kebahasaan seperti, ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
- Setelah kamu berhasil menyusun tek cerita fabel baca dan cermati lagi teks hasil karya itu.
- Diskusikan hasil karyamu dengan gurumu.
- Publikasikan hasil karyamu di majalah dinding sekolah
LEMBAR
KERJA 1
JADWAL
PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Proyek :
Pengenalan teks cerita/fabel
Nama :
……………………………..
Kelas/Smt :VIII/I
No
|
Kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan
|
|||
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Minggu 4
|
||
1.
|
Persiapan
|
|
|
||
2.
|
Pelaksanaan
|
|
|
||
3.
|
Pelaporan
|
|
|
LEMBAR KERJA 2
PELAKSANAAN PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Proyek :
Pengenalan teks cerita/fabel
Nama :
……………………………
Kelas/smt :VIII/I
Waktu
|
Catatan Pelaksanaan Pembuatan Proyek
|
Minggu 1
|
-
Mengamati
perilaku binatang
-
Menentukan
tema tulisan/karangan
|
Minggu 2
|
-
Menyusun
kerangka karangan cerita moral/fabel
-
Membuat
ide pokok atau gagasan ke dalam bagian teks
-
Menghubungkan
ide pokok pada setiap bagian
|
Minggu 3
|
-
Mengembangkan
kerangka karangan menjadi karangan utuh
|
Minggu 4
|
-
Mendiskusikan
dengan guru
-
Merevisi
hasil karangan
-
Mempublikasikan
|
LEMBAR
KERJA 3
LAPORAN HASIL PEMBUATAN PROYEK
Mata
Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Proyek
: Teks Cerita Moral/ Fabel
Nama
kelompok
: ………………………..
Kelas
: VIII
Menyusun Teks Cerita
Moral/ Fabel
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
Demikian
penerapan pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) pada materi menyusun teks cerita fabel. Langkah-langkah
yang diuraikan di atas sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut.
Sebagai seorang guru tentunya kita dapat memilih model pembelajaran yang tepat
agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang kita harapkan.
0 komentar:
Posting Komentar