LK-4.8
Mengaplikasikan
(menulis) Model Pembelajaran Berbasis
Masalah, (Pembelajarannya
tentukan sendiri)
Jawaban :
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting,
yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar
sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah
atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
A.
Konsep
Pembelajaran berbasis
masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan
kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Ada lima strategi
dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:
1)
Permasalahan sebagai
kajian.
2)
Permasalahan sebagai
penjajakan pemahaman
3)
Permasalahan sebagai
contoh
4)
Permasalahan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari proses
5)
Permasalahan sebagai
stimulus aktivitas autentik
Peran guru, peserta
didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai
berikut.
A.
Model PBL mengacu pada
hal-hal sebagai berikut :
1)
Kurikulum: PBL tidak
seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran
dimana proyek sebagai pusat.
2)
Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke
diri dan panutannya.
3)
Realisme: kegiatan
peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan
sikap profesional.
4)
Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik
untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga dengan demikian telah terjadi
proses pembelajaran yang mandiri.
5)
Umpan Balik: diskusi,
presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik
yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6)
Keterampilan Umum: PBL
dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi
juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan
masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7)
Driving Questions: PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat
menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang
sesuai.
8)
Constructive
Investigations: sebagai titik pusat, proyek harus
disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.
9)
Autonomy: proyek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.
B.
Prinsip Proses
Pembelajaran PBL
Prinsip-prinsip
PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian
masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan
penilaiannya
Konsep Dasar (Basic Concept)
Pada pembelajaran ini fasilitator dapat
memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam
bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara
mandiri secara mendalam.
Pendefinisian Masalah (Defining the
Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan
berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming dengan cara semua
anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario
secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.
Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga,
menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk
mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator
memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang
akhirnya diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang
mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja
yang diperlukan untuk menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing
peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau
bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi,
yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas, relevan dan dapat dipahami.
Pertukaran Pengetahuan (Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah
selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari
pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan
setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti
petunjuk.
C.
Langkah langkah
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada
Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam
penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu
dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.
1)
Tujuan utama pengajaran
tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada
belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi
siswa yang mandiri.
2)
Permasalahan dan
pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah
masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan.
3)
Selama tahap
penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
4)
Selama tahap analisis
dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka
dan penuh kebebasan.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk
Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar
berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar
anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok akan memilih
dan memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan
Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun
setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan
data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini,
guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi
untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan
Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan
menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar
laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik
dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir
siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan
sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan
siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai”
atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses
Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan
penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta
siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama
proses kegiatan belajarnya.
A.
Penilaian Pembelajaran
Berbasis Masalah
Penilaian pembelajaran
dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment.Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis
pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan
belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi
diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1)
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap
usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar.
2)
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian
terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya
sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan
dalam PBL antara lain berikut ini.
1)
Penilaian kinerja
peserta didik
Pada penilaian kinerja
ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan kemampuan
melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu
lagu, atau melukis suatu gambar.
1)
Penilaian portofolio
peserta didik
Penilaian portofolio
adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu.
Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta
didik selama proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk
informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
2)
Penilaian potensi
belajar
Penilaian yang diarahkan
untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang
dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. PBL
yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
3)
Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok
seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL.
Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi,
misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi
yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan
yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan
mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
B.
Contoh dalam kegiatan
pembelajaran di RPP:
C. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Teks Diskusi
C. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Teks Diskusi
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan
pembelajaran guru perlu mengunakan berbagai cara sehingga kompetensi yang
akan dicapai peserta didik dapat diraih. Cara tersebut sering kita kenal
senagai model pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengoraganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar. (Soekanto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10)
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif. Ada beberapa pertimbangan untuk memilih model pembelajaran yaitu
rumusan tujuan pembejaran, sifat dan jenis materi, ketersedian fasilitas dan
karakteristik peserta didik.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar
Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model
pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis
projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis
permasalahan (Problem Based Learning). Model-model pembelajaran tersebut
mengacu kepada pendekatan Saintifik yang menekankan pendekatan ilmiah.
Dalam pembelajaran Kompetensi Dasar 4.3 Menelaah dan merevisi teks cerita
moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai
dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulis. Model pembelajaran dapat menggunakan
Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis
Masalah).
Model ini merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang diawali dengan menyajikan suatu masalah
kontekstual sehingga merangsang siswa untuk
belajar lebih lanjut. Dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah, harapannya dapat
menjembatani siswa dalam memiliki kompetensi dasar pada kompetensi inti kedua
dalam kurikulum 2013.
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran berbasis
masalah adalah fase orientasi peserta didik kepada masalah, fase mengorganisasi peserta didik, fase
membimbing penyelidikan individu dan kelompok, fase mengembangkan dan
menyajikan hasil karya serta fase menganalisa dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Pada fase
orientasi peserta didik kepada masalah, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kemudian dapat memberikan konsep dasar, petunjuk atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah. Siswa
menyimak pokok-pokok/ cakupan materi pembelajaran teks diskusi yang disampaikan
guru. Guru melakukan penguatan dengan
menggunakan media teks diskusi yang berjudul “Menggunakan Ponsel di Sekolah”.
Maksud memberikan teks tersebut untuk membangun konteks tentang penggunaan
ponsel di sekolah.
Selanjutnya
peserta didik menentukan masalahnya, misalnya, Amati kekurangan struktur teks diskusi berdasarkan isu, pendapat yang
mendukung, pendapat yang bertentangan, simpulan atau saran pada teks tersebut!
Amati kekurangan isi teks diskusi berdasarkan keterpaduan antara judul dengan
paragraf, antar paragraf! Serta Amati kekurangan kaidah teks diskusi
berdasarkan penyampaian informasi, pengungkapan pandangan, pengukuhan argumen
dan ejaan pada teks diskusi tersebut!
Masalah
ini nantinya akan menggiring peserta didik untuk memahami struktur dan kaidah teks diskusi.
Pada fase
mengorganisasi peserta didik, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok kecil.
Peserta didik membaca informasi dan merancang jawaban sementara yang
bersifat dugaan sementara yang berisi tentang alternatif-alternatif strategi
yang digunakan untuk memecahkan masalah, yang terkait dengan struktur dan kaidah teks diskusi. Guru memberikan informasi tentang
struktur teks diskusi yaitu Isu (masalah), Argumen (pendapat),
pendapat dibagi menjadi dua yaitu
pendapat yang mendukung, dan pendapat yang menentang. Bagian terakhir adalah
simpulan/saran.
Pada bagan isu, penulis teks akan
memperkenalkan isu yang akan dibahas. Isu atau masalah di dalam teks diskusi
berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah
teks diskusi, sebaiknya memilih topik permasalahan yang kontroversial sehingga
nanti kamu memiliki banyak argumen, baik argumen yang mendukung maupun argumen
yang menentang.
Pendapat yang mendukung (supporting
points) berisi penjabaran lebih lanjut tentang isu yang sedang dibahas. Pada
bagian itu penulis memaparkan argumen yang mendukung. Argumen itu didukung
dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan
isu yang dibahas.
Pendapat yang menentang (contrasting
point) berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung. Pada
bagian itu penulis memaparkan argumen yang menentang. Argumen itu juga didukung
dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan
isu yang dibahas.
Pada bagian simpulan (conclusion),
penulis menyimpulkan dan merekomendasikan posisi atau pendapat akhir penulis
mengenai isu yang akan dibahas. Pada bagian itu, alangkah baiknya jika
mengambil jalan tengah mengenai masalah yang sedang dibahas agar simpulan yang
kamu ambil tidak lagi menimbulkan masalah baru.
Fase
membimbing penyelidikan individu dan kelompok, peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah dalam hal ini struktur teks. Pada kegiatan ini peserta
didik mendiskusikan materi dengan membaca teks diskusi yang berjudul “ Menggunakan Ponsel di Sekolah “. Setiap Kelompok yang dibentuk tadi
diberi tugas yang berbeda. Setiap kelompok yang mempunyai tugas sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli). Kelompok
ahli memperbaiki struktur, isi dan kaidah teks diskusi. Selanjutnya peserta didik mengisi
lembar kerja tentang struktur teks diskusi.
Lembar kerja :
Struktur
teks
Kalimat
Isu
(masalah)
........................................
.........................................
Argumen
(argumen mendukung dan argumen
menentang)
......................................................
...................................................
Simpulan
(saran)
................................................
....................................................
Guru
membimbing siswa dalam memecahkan masalah mengacu Lembar Kerja tersebut.
Fase berikutnya
adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada fase ini data yang sudah
terkumpul dianalisis sesuai dengan permasalahan yang terdapat dalam teks diskusi. Data yang telah dianalisis
kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori permasalahan yang telah dirumuskan.
Peserta didik harus memberikan argumentasi terhadap jawaban dari masalah yang
ada dalam teks diskusi. Peserta didik kembali ke kelompok asal untuk menyelaraskan
hasil diskusi bagian-bagian yang sudah direvisi. Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok
memperbaiki kekurangan isi, struktur, dan kaidah teks diskusi yang berjudul “ Menggunakan Ponsel di Sekolah” di depan
kelas. Selanjutnya,
Siswa
secara individu kembali mengerjakan tugas untuk menelaah dan merevisi struktur,
isi dan kaidah teks diskusi lainnya dengan cermat dan teliti. Setiap
kelompok wajib mempresentasikan hasil memperbaiki kekurangan teks diskusi (mengomunikasi) di depan kelas secara
keseluruhan dengan jujur dan tanggungjawab. Kelompok lainnya menanggapi secara
kritis tentang kebenaran dan kelogisan jawaban permasalahan yang dihasilkan
dari penelitian dengan masalah yang dirumuskan dari hasil
memperbaiki kekurangan teks
diskusi.
Pada fase
menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama peserta didik
menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang
dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran
yang dilakukan. Guru memberikan penguatan (mengasosiasi) terkait penguasaan
pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya struktur teks diskusi, isi
teks dan kaidah teks diskusi.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual. Selain itu melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman nyata atau simulasi sehingga
peserta didik dapat mandiri .
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMP Al-Azhary
Cianjur
Mata
Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/I
Materi
Pokok
: Teks Diskusi
Alokasi Waktu
: 1x 45 menit (1 x Pertemuan )
A.
Kompetensi Inti
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami
dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah,
menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B.
Kompetensi Dasar dan
Indikator
1.1 Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai sarana memahami
informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai sarana menyajikan
informasi lisan dan tulis
2.3 Memiliki
perilaku demokratis, kreatif, dan santun dalam berdebat tentang kasus atau sudut
pandang
4.3
Menelaah dan merevisi teks
cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulis
Indikator :
4.3.1
memperbaiki kekurangan isi
teks diskusi
4.3.2
memperbaiki kekurangan
struktur teks diskusi
4.3.3
memperbaiki kekurangan kaidah
teks diskusi
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Selama dan setelah proses pembelajaran
siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk memahami informasi secara lisan
dan tulis sebagai bentuk dari rasa menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
2. Selama
dan setelah proses pembelajaran siswa menunjukkan perilaku demokratis, kreatif
dan santun dalam menanggapi hal-hal atau kejadian
3. Selama
dan setelah proses pembelajaran siswa mampu memperbaiki kekurangan teks diskusi
berdasarkan struktur, isi dan kaidah teks
D.
Materi Pembelajaran
1. perbaikan
kekurangan teks diskusi berdasarkan :
a. struktur
teks
b. isi teks
c. kaidah
teks
E.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran :
Problem Based Learning
Metode pembelajaran :
Tanya jawab,Diskusi,inkuiri,Pemodelan, dan Jigsaw
Pendekatan :
Saintifik
F.
Media dan alat Pembelajaran
Media
: Power Point teks
diskusi dan contoh teks diskusi
Alat
: LCD
dan Laptop
G.
Sumber Belajar
4. Buku Bahasa Indonesia kelas
VIII wahana
Pengetahuan.2013
H.
Langkah – langkah
Pembelajaran
1. Kegiatan
pendahuluan ( 5menit )
· Siswa
menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.
· Siswa
menyimak tujuan pembelajaran dan manfaat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru. .
· Siswa
menyimak pokok-pokok/ cakupan materi pembelajaran teks diskusi yang disampaikan
guru.
2. Kegiatan
inti
Langkah Saintifik
|
Kegiatan Belajar
|
Metode / teknik
|
Waktu
|
Mengamati
|
1. Siswa
mengamati hasil identifikasi kekurangan teks diskusi yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya yang
berjudul “Menggunakan Ponsel di Sekolah” dengan penuh perhatian
dan tanggung jawab.
|
Pemodelan
|
2 menit
|
Menanya
|
1. Siswa
berkelompok, satu kelompok terdiri atas dua sampai tiga orang
2. Siswa
saling bertanya dan berdiskusi dalam kelompok untuk memperbaiki kekurangan
isi, struktur, dan kaidah teks diskusi yang berjudul “Menggunakan Ponsel di
Sekolah” dengan tanggung jawab proaktif.
3. Masing – masing anggota kelompok diberi tugas
yang berbeda.
4. Setiap kelompok yang mempunyai tugas sama
membentuk kelompok baru (kelompok ahli )
|
5 menit
|
|
Menalar
|
1. Kelompok
baru yang telah terbentuk memperbaiki struktur teks diskusi dengan
demokratis dan cermat. ( LK 1 )
2. Kelompok
baru yang telah terbentuk memperbaiki isi teks diskusi dengan demokratis
dan cermat. ( LK 2 )
3. Kelompok
baru yang telah terbentuk memperbaiki kaidah teks diskusi dengan
demokratis dan cermat ( LK 3 )
4. Siswa
kembali ke kelompok asal untuk menyelaraskan hasil diskusi bagian-bagian yang
sudah direvisi dengan proaktif dan cermat.
5. Siswa
menyampaikan hasil diskusi kelompok memperbaiki kekurangan isi, struktur, dan
kaidah teks diskusi yang berjudul “ Menggunakan Ponsel di Sekolah” di depan
kelas dengan proaktif.
|
Diskusi
|
10
menit
|
Mengasosiasi
|
1. Siswa
secara individu kembali mengerjakan tugas untuk menelaah dan merevisi
struktur, isi dan kaidah teks diskusi lainnya dengan cermat dan teliti.
|
Penugasan
|
10 menit
|
Mengomunikasi
|
1. Siswa
menyajikan hasil memperbaiki kekurangan teks diskusi tersebut secara
keseluruhan di depan teman-temannya dengan jujur dan bertanggung jawab.
2. Siswa
saling menanggapi hasil kerja memperbaiki kekurangan teks diskusi dengan jujur
dan bertanggung jawab
|
8 menit
|
|
Penutup
|
1. Siswa
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
2. Siswa
saling memberikan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran yang telah dicapai
3. Siswa
merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan
penguasaan materi menelaah dan merevisi
teks diskusi sesuai dengan struktur,isi, dan kaidah teks
4. Siswa
menyepakati tugas yang harus dilakukan dirumah yaitu mempelajari teks cerita
prosedur dan mencari contohnya
|
Tanya Jawab
|
5 menit
|
I.
Penilaian Proses dan hasil belajar
a.
Penilaian Proses ( pedoman penskoran terlampir )
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
Instrumen Penilaian
|
1.
|
Religius
|
Pengamatan
|
Proses
|
Lembar Pengamatan
|
2.
|
Demokratis
|
|||
3.
|
Kreatif
|
|||
4.
|
Santun
|
b.
Penilaian Hasil ( pedoman penskoran terlampir )
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
Instrumen
|
Menelaah dan
merevisi teks diskusi
|
Tes tulis
|
Tes uraian
|
1. Bacalah teks diskusi yang telah disajikan
2. Perbaikilah kekurangan teks diskusi berdasarkan struktur, isi dan kaidahnya
|
0 komentar:
Posting Komentar