Bahasa merupakan instrumen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Mulai dari bangun tidur, makan, mandi, sampai tidur lagi, atau melakukan berbagai aktivitas manusia lainnya, tidak luput dari adanya penggunaan bahasa.
Bahasa
memiliki berbagai variasi atau ragam bahasa. Hartman dan Stork (1972)
membedakan variasi berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan
sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan.
Variasi atau ragam bahasa menyangkut semua masalah pribadi para
penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat
kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia,
kita dapat melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh
anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lanjut
usia.
Variasi atau ragam bahasa
berdasarkan penutur dan penggunaannya berkenaan dengan status, golongan,
dan kelas penuturnya, biasanya disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambah dengan istilah prokem.
Bahasa gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul.
Pada
masa sekarang, bahasa gaul banyak digunakan oleh kaula muda, meski
kaula tua pun ada juga yang menggunakannya. Bahasa ini bersifat temporal
dan rahasia, maka timbul kesan bahwa bahasa ini adalah bahasa
rahasianya para pencoleng atau penjahat, padahal sebenarnya tidak
demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang digunakan
dalam bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa
gaul ini dalam ragam lisan dan ragam tulis, atau juga dalam ragam
berbahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya, berkomunikasi
dalam jejaring sosial.
Jejaring sosial
merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk saling
berkomunikasi jarak jauh melalui internet. Jejaring sosial yang banyak
diminati oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan
twitter, para pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya
dalam “status” dan dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan
“status” rekan-rekan mereka. Selain itu, mereka juga dapat saling
berdialog dan memberi komentar satu sama lain.
Dalam
jejaring sosial, para penutur bahasa gaul saling berdialog melalui
ragam tulis. Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian
agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan
baik. Oleh karena itu, para penutur bahasa gaul sering menciptakan
kosakata baru yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dalam jejaring
sosial tersebut. Penggunaan kosakata bahasa gaul yang ada dalam jejaring
sosial terus berkembang dan berganti mengikuti tren. Para penutur
biasanya mengikuti bahasa gaul yang digunakan oleh para artis ibukota.
Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang
dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow,
gitu?” Dengan jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering
dikatakan oleh Soimah, penyanyi solo dan presenter acara televisi.
Para
remaja menganggap bahasa gaul dialek Jakarta lebih bergengsi
dibandingkan dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota
metropolitan. Sehingga, para remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta
merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu.Selain itu, para
remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi
diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau
agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.
Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan,
pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa
mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka
menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Walaupun
istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang
norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak
digunakan oleh para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter.Beberapa kata yang sering dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini, untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul juga menggunakan kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.
Selain
kosakata di atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa
Indonesia yang berubah struktur penulisannya menjadi bahasa gaul yang
sering dipakai dalam jejaring sosial, sebagai berikut:
teman lelaki: jek, lur, boy, bang, cuy,bray, gan, brow, guys
teman wanita:sis, sist
kok: kq
kayaknya: keknya
calling: koling-koling artinya berhubungan, menghubungi.
si: c
-nya: -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi “merah_a”
download: donlot ‘unduh’
iya: ea, yap, y, yoman, yaw, yow
siapa: cfa, cp
nih: nich
tuh: tuch
kau: kw
tak: ta
tapi: v, phy
nggak: gx
karena: cz
menit: mniy
lagi:aggy
najis: najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh: dodol, bedon
pingin tahu urusan orang : kepo
utang: kasbon
tidak tahu adat: songong (tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong: plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget: beud, betts
kakak:qaqa
semangat: cemungudh
sindiran: cengcengan
asik: hazeg, asoy geboy
ketawa: ngakak, cekikikan
kepalamu:palelo, ungkapan rasa kesal
geregetan: remas-remas
brosur: kuntel-kuntel
pipi tembam: culikable
jijik: hoeks, jijay
sudah: syudah
mabeng: makan bareng
monyet: tenyom
merayu: gombal
suka: kesemsem
lumayan: mayan
dia: doi
daftar: ceklis nih
tidah tahu: auk, ungkapan tidak acuh
hadir: nimbul
gila: gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri: sendewe
hai:hy, ai, oi, huy
ketiak:tokay
kerja sama: kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara: toket
tidur siang: boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok: cuco
kacau: kacu
salah: kecele
lari: ngacir
santai: woles atau selow
datang: merapat
doakan: dokan
makanan ringan: kriuk
astaga:astagah, astajiim
memperbaharui: apdet, berasal dari kata update
sok tahu: sotoy
alasan: alibi
lucu: unyu, ciemuth
kampret: kampreto, kampretos
tidak:kadit
tidur:bobo, obo
siang: sianx, ciank, cianx
mau: mo, mu
kuy: yuk
julit : jahat/pelit,iri
Penggunaan angka dan huruf seperti dalam status Febby Meytriani C'cukaGreenthea, “ngacun9 di per4.n,” She Ayoe Synk Ayahndtbundaphollepell berkomentar, “5zaa,,,???” Kata ngacung ditulis ngacun9, perempatan menjadi per4.n, dan kata masa ditulis 5zaa. Contoh lain penulisan alay dalam status facebook :
“…G46
PnY4 ML4m mgu G46 P4,, 6aG pnY4 Pcr G46 Pp4,,, 45Al pNy4 du11TT
B4NY4kkk…. H4Rta,, T4ht4,, c1nta,,, h4ny4 C1nT4 l4hH yg Gag q m1L1ki…
h4H4h4,,,45sy3ekkk…”
Adapun,
pengunaan kosakata bahasa alay yang mengubah bahasa Indonesia menjadi
bahasa yang seolah dikatakan oleh orang cadel, misalnya, kata sabar menjadi cabal, kata kasihan menjadi ciyan, kata terima kasih menjadi maacih, kata serius menjadi ciyus, kata enak menjadi enyak, kata sungguh menjadi cungguh, kata bisa menjadi bica, dan sebagainya.
Selain
itu, adapun simbol tertentu dalam bahasa gaul, misalnya, simbol (y)
menyatakan suka, @ untuk menunjukkan alamat atau tertuju kepada, dan #
menyatakan apa yang dirasakan, misalnya, “gubrak
#gulinggulingmasukkolongkasur,” penulisan setelah kata gubrak yang menyatakan suatu perasaan sedikit kekecewaan dan kaget.
Selain itu, adapun istilah-istilah terbaru dalam bahasa gaul yang sedang tren digunakan dalam jejaring sosial, misalnya:
Destry Silviany Noe Pllinpllan
menulis status facebook, “Cenat-cenut kepala q (˘̩̩̩~˘̩̩̩ƪ).” Kata
“Cenat-cenut” menjadi judul lagu yang dipopulerkan oleh boyband Smash. Cenat-cenut bisa berarti hati yang berdebar, dan bisa berarti sedang merasakan sakit.
Gusty Pratamamenulis komentar pada kiriman temannya, “Biasa Um Bro Tradisi Tahunan,” Triyono Saefulloh Luis mengomentarinya, “Selalu Begicu..... Sabar Ya Um....... Sing Ikhlas.” Kata um berarti om atau paman,
tahun 2011 lalu terdapat sebutan “Mas bro” yang dipopulerkan oleh Ramzi
dalam film “Pesantren dan Rock n’ Roll”, tetapi sekarang dapat menjadi
“Om bro”, “Mba bro, dan “Bu bro”. Kata bro berasal dari brother yang menyatakan saudara lelaki, sehingga kata bro kini sering digunakan untuk menunjukan rasa persahabatan dan persaudara antarteman.
Kosakata
bahasa gaul juga ada yang berasal dari pemendekan kata, atau berupa
singkatan atau akronim, misalnya, kata “susis” yang berarti “suami takut
istri” yang dipopulerkan oleh komedian, Sule. Kata “piktor” akronim
dari “pikiran kotor” sebagai sebutan untuk orang yang suka berpikir
vulgar. Kata “semangka” berasal dari hasil pemendekan “semangat kakak”
ungkapan untuk memberi semangat kepada teman atau sahabat. Kata “pewe”
hasil pemendekan “posisi wenak”, kata “agata” pemendakan dari “anak gaul
tasik”, kata “kuaci” pemendekan dari “kuacian”, kata “kuacian” berasal
dari kata kasihan yang biasanya dikatakan “kasihan deh lo!” Kata “markibal” pemendekan dari “mari kita balap” untuk menantang teman bermain game atau mengajak duel.
Terdapat
ungkapan perasaan dalam bahasa gaul yang biasanya berada di awal atau
akhir kalimat, misalnya, “hoeks” rasa jijik, “hiks” rasa sedih, “arrgh”
rasa kesal, “hoff” atau “huft” rasa letih, “yiihaa” rasa senang, “heyho”
kata sapaan seperti “halo”, “hmm” sedang berpikir, dan sebagainya.
Penggunaan
bahasa gaul dalam jejaring sosial semakin marak digunakan oleh para
remaja, apalagi pada saat ini sedang musim-musimnya penggunaan ponsel
Blackberry yang menyuguhkan aplikasi beraneka ragam untuk membuat
tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Selain itu, penyedia layanan
jaringan seluler pun menawarkan aplikasi untuk menulis bahasa gaul.
Pada
kenyataannya bahasa Indonesia memang sudah didapatkan dari sejak kita
lahir, tetapi hingga kini kita masih tetap saja merasa kesulitan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, walaupun kelihatannya
mudah, tetapi dalam ujian nasional bahasa Indonesia jarang ada siswa
yang mendapatkan nilai seratus. Selain itu, ketika kita memasuki dunia
pekuliahan lagi-lagi dipertemukan dengan mata kuliah bahasa Indonesia,
hal itu tentu saja bukan tanpa alasan. Kebutuhan akan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar itu sangat diperlukan bagi warga negara
Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa
negara Republik Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia sudah
seharusnya kita mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia karena
bahasa adalah identitas bangsa.
Dengan adanya bahasa gaul
atau bahasa alay di kalangan remaja, mungkin menjadi tantangan
tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia. Tetapi, hal tersebut
tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Penggunaan bahasa gaul tersebut tidak
menjadi ancaman yang begitu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia.
Karena bahasa gaul akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan usia
remaja. Hal tersebut dianggap wajar karena sesuai dengan tuntgutan
perkembangan pribadi usia remaja, yang sering memiliki keinginan untuk
hidup dengan kelompoknya dengan menciptakan bahasa rahasia dalam
kelompoknya tersebut. Sehingga bahasa gaul yang digunakan dalam suatu
kelompok remaja sering kali hanya dapat dimengerti oleh anggota kelompok
mereka sendiri. Tetapi, ketika mereka berada di luar kelompoknya mereka
akan kembali menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di
lingkungan tempat di mana mereka berada. Jadi, penggunaan bahasa gaul
itu tidak mengganggu pada penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah ada
kesadaran pada diri kita selaku pengguna bahasa Indonesia untuk dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam EYD.
Kita
sebagai pemilik bahasa Indonesia sudah seharusnya merasa bangga ketika
kita dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi, pada
kenyataannya di kalangan masyarakat umum, seringkali ditemukan adanya
penggunaan bahasa Indonesia yang sering mengalami campur kode dengan
bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Padahal, mereka yang mencampur
kode penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tersebut belum
memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kemahiran berbahasa Indonesianya. Mereka bersikap demikian karena
menganggap ketika mereka dapat menyelipkan kata-kata berbahasa Inggris
ke dalam kalimat bahasa Indonesia, mereka akan merasa bangga.
Oleh
karena itu, mulai dari diri kita cintailah bahasa Indonesia. Gunakanlah
bahasa Indonesia dengan penuh kebanggaan. Karena bahasa adalah
identitas bangsa dan dari bahasa tersebut akan tercermin jati diri
bangsa. Mari kita buktikan bahwa adanya penggunaan bahasa gaul atau
bahasa asing tersebut tidak menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa
Indonesia. Karena jika kita dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut
secara profesional, maka penggunaan bahasa gaul, bahasa asing, ataupun
bahasa daerah akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan
lingkungan, fungsi, dan situasinya masing-masing.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar