Jumat, 04 Agustus 2017

Cerpen dengan judul "Keliru"

0

Cerpen "Keliru"
Oleh : Yessi Merisa

Mengisahkan pergulatan bathin antara tokoh utama dengan tokoh pembantu. Tokoh utama ini diperankan oleh tokoh Aku / Sinta yang memiliki perwatakan sebagai perempuan pendiam, polos, delusi yang kuat dan terlalu berharap. Sedangkan tokoh pembantu diperankan tokoh Eka dan Rima. Tokoh Eka dan Rima adalah pasangan kekasih yang menggeluti profesi fotografer dan model. Dan kedua tokoh ini memiliki kesamaan hobi sehingga keduanya selalu berdua kemana-mana. Konflik-konflik ditawarkan di cerpen ini di antaranya : bersitegangnya tokoh utama dengan tokoh Eka karena keegoisan si tokoh Eka sendiri dan masih banyak lagi konflik-konflik yang mewarnai cerpen ini.

Unsur intrinsik :
- Tokoh :
   Sinta : terlalu berharap, delusi, polos serta ceroboh.
   Eka : cuek/acuh, pendiam dan Photographer
   Rima : Model, Hijaber, dan Kekasih Eka
- Tema :
   " Ekspektasi yang berlebihan hanya menghasilkan luka"
- Alur :
   Campuran
- Setting :
  Rumah/ warnet, Jalan
- Amanat / Pesan Moral :
  • Janganlah terlalu berharap lebih dengan seseorang. 
  • Janganlah berlebihan berekspektasi dengan keinginan kita 
  • Janganlah mudah mempercayakan hati kita sepenuhnya pada orang yang tidak ada rasa sedikit pun. 
  
Keliru 
Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa sudah 5 bulan terlewati semenjak kejadian tidak mengenakkan antara Sinta dengan Eka. Tepatnya ketika Eka dan Rima sudah tidak malu-malu lagi menyatakan ketertarikan satu sama lain. Sinta selalu melihat Ig Story milik mereka di mana selalu ada sapaan, candaan bahkan pujian terlontar dari mulut masing-masing. Sinta pun selalu terpancing amarah bahkan merasa Eka mempermainkan perasaannya. Terbukti ketika Eka selalu menjawab sapaan Sinta yang singkat-singkat dan datar. Itulah yang membuat Sinta terluka sampai sekarang. Tidak ada hujan ataupun angin Eka berubah drastis semenjak dekat dengan perempuan itu. Dengan rasa cemburu yang teramat besar pada Eka. Sinta pun tak sungkan-sungkan meminta penjelasan Eka mengenai Rima. Sore itu dengan rasa penasaran yang sudah tak bisa dikendalikan oleh nalar. Sinta pun bertanya langsung pada Eka. 
"Eka, apa benar Rima adalah kekasihmu?. tanyaku. 
"Apa urusan kamu tanya-tanya soal Rima?. Jawabnya dengan ketus. 
Seketika mendengar jawabannya itu Sinta pun menyadari bahwa Eka sedang menyembunyikan sesuatu. Dengan kemarahan Eka tak lantas membuat Sinta berhenti mencari tahu tentang sosok Rima. Keesokan harinya, Sinta menulis status di FB tentang mereka dengan nada menyindir. Dan mereka pun membalas status-status di Ig mereka dengan sindiran pula. Sontak Sinta pun marah besar pada mereka. 
"Maksud mereka apa? tanyaku dalam hati.
Karena rasa penasaran tak kunjung padam juga. Sinta pun tanpa pikir panjang langsung bertanya tentang perasaan Eka pada Sinta. Walaupun Eka sudah begitu jenuh menjelaskan pada Sinta bahwa di antara mereka berdua memang tidak terjadi apa-apa. Ditambah Sikap Sinta yang mengada-ada lah yang membuat Eka marah besar.
"Aku tuh muak dengan kelakuan kamu, Sin?! dengan nada tinggi (setengah membentak)
" Kapan kamu ngerti omonganku, Sin? dengan nada mengeluh.
"Kalau aku bilang nggak yah nggak, koq kamu maksa! tegur Eka.
Sinta pun terdiam tanpa kata mendengar bentakan Eka. Suasana pun menjadi tidak karuan tidak seperti biasanya. Dengan diamnya Sinta. Sinta pun langsung meminta maaf atas sikapnya itu.
"Maaf yah Ka. Bukan bermaksud membuat beban kamu. Tapi aku hanya ingin tahu seberapa jauh kamu menganggap aku, Ka? tanya Sinta dengan nada lirih.
Tanpa basa-basi Eka pun menegaskan sesuatu pada Sinta. 
"Maaf... Maaf... Eka Hanya menganggap Sinta seperti Kakak sendiri sekaligus teman seperti yang lainnya tidak lebih. Maaf kalau Sinta punya perasaan lebih sama Eka. Maaf Eka tidak bisa Sin..Tidak bisa.. Maaf ", jawab Eka dengan tegas.
Mendengar jawaban Eka. Seketika itu pun Air mata Sinta berjatuhan. Tidak kuat dengan pengakuan Eka. Sinta pun bergegas menutup akun FBnya dan setelah tahu Eka pun melakukan pemblokiran atas Akun Sinta. Sinta pun melakukan hal sama dengan menutup permanen / menutup selamanya akun FB itu. Dan tidak ingin lagi mengingat sosok Eka yang sudah melukai hatinya. Sinta pun langsung memblokir semua FB Eka juga perempuan bernama Rima di setiap akun yang dimiliki Sinta.
"Lebih baik aku tidak pernah mencari atau berharap lagi dengannya. Karena mengingatnya saja sudah menyakitkan," Keluh Sinta.
Hari demi hari berlalu sangat cepat. Ketika pengakuan jujurnya waktu itu, kini aku bisa bernafas lega karena aku sanggup menghapus semua memoriku tentang Eka yang selalu jadi objek harapan. 
Sekarang Eka sudah mencapai impiannya menjadi Photographer dan Rima menjadi model setianya sekaligus asisten pribadi Eka. Mereka hidup bahagia. Dan akhirnya hidup mereka mengalir sesuai kehendak-Nya. Sedangkan Sinta berusaha keluar dari labirin dan berusaha bangkit dari delusinya dan kesedihannya yang teramat dalam pada Eka.

Pertemuan
Mungkin karena kepedean atau memiliki sifat perasa yang berlebihan. Sinta mengenang masa perkenalan dengan Eka. Eka sebenarnya bukan teman yang baru dikenal. Eka tak lain adalah teman lama yang baru menyapa sekian lamanya di FB. Karena komentarnya dulu di FB yang membuat Sinta keliru / salah paham dengan kedekatan mereka berdua. Mengakibatkan Eka selalu menjauh.
Pagi itu Sinta dengan nekad mengirim pesan pada Eka. Karena rasa penasaran yang begitu besar Sinta meminta Eka untuk datang pagi itu di CFD (car free day). Eka pun menuruti permintaan Sinta.
" Eka, kamu ada waktu tidak, aku mau ketemu kamu di CFD? tanya ku.
"Aku tunggu kamu di depan gerbang sekolah yah? pintaku lagi.
Berjalan menyusuri sungai depan rumah. Tak terasa sampe juga Sinta di gerbang itu. Dengan detak jantung tidak karuan karena ada perasaan campur aduk. Antara malu ketemu juga capek karena berjalan kaki dari rumah ke CFD. 
"Akh,, akhirnya sampe juga." jawabku dalam hati. 
Lama berselang ditunggu-tunggu ternyata Eka tidak datang juga. Ku lihat jam di HP ku. Tepat waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Perasaan semakin tidak karuan dan bunyi perut pun mulai bunyi. kruyuk...kruyuk.. perih rasanya. 
"Wah, gimana neh sudah jam 9 lagi. Koq Eka belum muncul juga? keluhku.
"Ditambah perutku mulai keroncongan lagi." gerutuku.
Dari arah selatan tanpa ku sadari ku lihat laki-laki dengan mengayuh sepedanya menghampiriku. Spontan jantungku tambah tidak karuan. "Dag.. Dig..Dug...". Eka pun menyapaku.
"Hey, udah lama nunggu? tanya Eka. (sambil turun dari sepedanya)
"Lumayan lama, Ka." Jawabku Singkat.
"Oh, maaf nunggu lama. Soalnya tadi minta ijin dulu ke bapak." Jawab Eka.
Kami berdua pun langsung cerita banyak. Mulai cerita kabar jarang menyapa di FB semenjak Eka putus dari mantannya sampe ngalor ngidul. Tapi percakapan kami cukup menyenangkan walaupun aku sadari aku dan Eka terlihat grogi. 
"wah, udah lama yah ga pernah ngobrol kaya gini? tanya Eka
"iya, Ka. jawabku singkat
Aku pun bertanya tentang kedekatan Eka dengan beberapa perempuan yang di antaranya model dia. Eka pun ragu-ragu menjawabnya.
"Ka, Siapa model yang sering ada di IG / FB kamu? tanyaku serius
" Yang mana? jawab Eka
"Itu tuh yang sering kamu sapa terus puji-puji cantik." tanyaku sinis.
"Oh itu Rima, emang kenapa? tanya eka curiga
"Gak apa-apa koq. cuma pengen tahu siapa-siapanya Eka." jawab Sinta penuh curiga
Terdiam Eka tanpa penjelasan yang berarti. Ada sesuatu yang disembunyikan Eka tentang sosok Rima. Cerita berlanjut sampe kami berdua kelaparan. Dan akhirnya memutuskan cari makan. Setelah selesai makan kami berdua pun berpisah. 

Dari pertemuan itu Eka tampak sedikit menghindar dan menjauh dari Sinta. Dari sana lah Sinta merasa Eka berubah drastis. Bukan Eka yang dikenal dulu. 


TAMAT












0 komentar:

Posting Komentar