Sabtu, 10 Desember 2016

Mengaplikasikan Model Pembelajaran Proyek pada Menyusun Teks Cerita Fabel

0



LK- 4.9 Mengaplikasikan (menulis) Model Pembelajaran Proyek
Jawaban :
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
A.         Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
Model pembelajaran ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Dalam pelaksanaannya, PBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum  mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang  dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah (problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap  tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang  bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata. 
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1)        Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2)        Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3)        Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4)        Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5)        Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6)        Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan; 
7)        Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8)        Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek  antara lain banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.
B.       Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1)             Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2)             Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 
3)             Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
4)             Meningkatkan kolaborasi. 
5)             Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
6)             Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7)             Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8)             Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9)             Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10)         Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
1)        Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam penelitian atau percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
2)        Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
3)        Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. 
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. 
C.      Langkah-langkah Operasional dan Penilaiannya 
1)        Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
a)        Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b)        Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta  mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c)        Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d)       Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang  penting.
e)        Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f)         Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
1)        Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)        Pengertian 
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. 
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 
(1)      Kemampuan pengelolaan 
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2)      Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3)      Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
b)       Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
c)      Peran Guru dan Peserta Didik
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik, d) Mencari keunikan peserta didik, e) Menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan peserta didik.
Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial, antara lain wawancara, survey, observasi.  


D. Contoh dalam kegiatan pembelajaran di RPP:




E.      Penerapan Project Based Learning pada Materi Menyusun Teks Cerita Fabel
Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2), belum sampai pada tahap aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Hal ini berarti pembelajaran di sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan dan mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajari untuk membuat sintesis (generalisasi), dan belum mengajak siswa untuk mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap masih diabaikan.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa dipakai oleh guru agar siswanya aktif adalah pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini siswa melakukan eksplorasi, penilaian,interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Melalui pembelajaran ini siswa diajak lebih interaktif (multiarah). Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan lebih aktif menyelidiki (belajar) dengan menyajikan dunia nyata kepada mereka (bukan abstrak). Siswa diajak bekerja sama dalam tim (kelompok), sehingga mereka akan lebih kritis dan analitis dalam pemikiran.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut :
1.    Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2.    Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek ,bisa melalui percobaan.
3.    Menyusun jadwal, sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Pada tahap ini  perlu disusun  jadwal agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target yang diinginkan.
4.    Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
5.    Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6.    Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
Sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendekatan saintifik, project based learning sangatlah cocok apabila diterapkan pada materi menyusun teks cerita fabel. Guru dapat memilih model pembelajaran ini untuk mengajarkan materi tersebut.
Berikut ini adalah salah satu contoh penerapan  pembelajaran berbasis proyek (projek based learning ) pada materi “menyusun teks cerita fabel “:
Mata Pelajaran           : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : VIII/I
Materi Pokok              : Pengenalan teks cerita/fabel
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.2  Membedakan teks cerita fabel baik melalui lisan maupun tulisan
4.2    Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi  sesuai dengan karakteristik teks  yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan
Indikator
  1. Membedakan teks cerita fabel dengan teks teks cerita lain dilihat dari struktur isi
  2. Membedakan teks fabel dengan teks cerita lain dilihat dari fitur bahasanya
  3. Menentukan langkah-langkah menyusun teks cerita moral/fabel
  4. Menyusun kerangka karangan teks cerita moral atau fabel
  5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh
Petunjuk umum
  1. Amatilah perilaku binatang di sekitarmu, kemudian tentukan hal menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu.
  2. Susunlah jadwal penyusunan teks cerita moral/fabel.
  3. Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri dari struktur teksnya yaitu orentasi,  komplikasi, resolusi, dan koda.
  4. Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat  bagian teks tersebut.
  5. Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu.
  6. Ketika menyusun teks, kamu harus menerapkan unsur kebahasaan seperti,  ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
  7. Setelah kamu berhasil menyusun tek cerita fabel baca dan cermati lagi teks hasil karya itu.
  8. Diskusikan hasil karyamu dengan gurumu.
  9. Publikasikan hasil karyamu di majalah dinding sekolah

 LEMBAR KERJA 1
JADWAL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran     : Bahasa Indonesia
Proyek                 : Pengenalan teks cerita/fabel
Nama                   : ……………………………..
Kelas/Smt            :VIII/I
No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
1.
Persiapan




2.
Pelaksanaan




3.
Pelaporan





LEMBAR KERJA 2
PELAKSANAAN PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran     : Bahasa Indonesia
Proyek                 : Pengenalan teks cerita/fabel
Nama                   : ……………………………
Kelas/smt             :VIII/I
Waktu
Catatan Pelaksanaan Pembuatan Proyek
Minggu 1
-       Mengamati perilaku binatang
-       Menentukan tema tulisan/karangan
Minggu 2
-       Menyusun kerangka karangan cerita moral/fabel
-       Membuat ide pokok atau gagasan ke dalam bagian teks
-       Menghubungkan ide pokok pada setiap bagian
Minggu 3
-       Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh
Minggu 4
-       Mendiskusikan dengan guru
-       Merevisi hasil karangan
-       Mempublikasikan

 LEMBAR KERJA 3
LAPORAN HASIL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran                         : Bahasa Indonesia
Proyek                                     : Teks Cerita Moral/ Fabel
Nama kelompok                      : ………………………..
Kelas                                       : VIII
Menyusun Teks Cerita Moral/ Fabel
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
Demikian penerapan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada materi menyusun teks cerita fabel. Langkah-langkah yang diuraikan di atas sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut. Sebagai seorang guru tentunya kita dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang kita harapkan.




 


0 komentar:

Posting Komentar