Kamis, 27 Juli 2017

Ketika pengorbanan harus dibayar mahal

0

Keputusan yang kadang menimbulkan kegalauan dan kebingungan tentunya membuat jiwa tak tenang. Adakalanya keputusan tersebut membuat dilema tersendiri buat saya pribadi. Yah, saya harus melakukannya dan tidak boleh mundur lagi. Seperti contoh yang sudah-sudah. Ketika saya hendak memutuskan untuk resign atau mengundurkan diri dari sekolah. Selalu dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara bertahan atau keluar. Keplin-planan atau ketidak konsistenan saya terhadap pilihan tersebut menjadi dilema tersendiri buat saya. Kadang saya ingin bertahan tapi adakalanya saya harus mengikuti kata hati saya untuk keluar karena sesuatu hal. Hal tersebut tentunya sangatlah darurat menurut saya pribadi. Dan orang lain pun belum tentu atau memahami apa yang dimaksud "Darurat" tersebut.

Cukup lah hanya saya yang tahu makna di balik kata "Darurat" tersebut.

Jauh sebelumnya mengenai keinginan terbesar saya untuk keluar memang sudah jauh-jauh hari saya rencanakan. Tapi sayang keinginan itu untuk sementara tertunda dulu karena berbagai alasan yang sulit saya ungkapkan langsung kepada orang-orang. Walaupun banyak orang berpikir bahwa ketidak konsistenan saya dianggap kelabilan saya semata. Tapi saya cukup memahami terkaan dan sangkaan orang-orang mengenai keinginan saya itu. Mungkin ada yang merasa "aneh", dan mungkin ada pula yang menghubungkan saya dengan ketidakdewasaan saya dalam menghadapi setiap permasalahan. Orang-orang berpikir saya dalam keadaan labil/tidak dewasa. Tapi sebenarnya ada yang sedang saya sembunyikan. Dan itu tidak heran kalau sampe sekarang pun saya enggan mengatakan alasan utamanya apa...Karena orang berpikiran seperti itu membuat saya merasa saya memang tidak perlu menjelaskan alasan sebenarnya.

Pengorbanan

Karena alasan yang sangat pribadi inilah yang membuat saya begitu hati-hati untuk menjelaskan. Tapi satu yang pasti, saya hanya ingin mengorbankan sesuatu yang menurut saya baik. Mengorbankan karir saya serta masa depan saya di keguruan. Itu semua merupakan pengorbanan yang harus dibayar mahal.

Mudah-mudahan orang-orang memahami keputusan yang saya ambil. Tidak lain hanya untuk sebuah pengorbanan yang tidak sia-sia. Hanya ingin mengembalikan masa kejayaan dan hormat yang begitu besar pada keluarga. Itu saja.....









0 komentar:

Posting Komentar