Jumat, 23 Desember 2016

Penggunaan Bahasa Gaul dalam Jejaring Sosial

0



Bahasa merupakan instrumen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Mulai dari bangun tidur, makan, mandi, sampai tidur lagi, atau melakukan berbagai aktivitas manusia lainnya, tidak luput dari adanya penggunaan bahasa.

Bahasa memiliki berbagai variasi atau ragam bahasa. Hartman dan Stork (1972) membedakan variasi berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Variasi atau ragam bahasa menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia, kita dapat melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lanjut usia.

Variasi atau ragam bahasa berdasarkan penutur dan penggunaannya berkenaan dengan status, golongan, dan kelas penuturnya, biasanya disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambah dengan istilah prokem.

Bahasa gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul.

Pada masa sekarang, bahasa gaul banyak digunakan oleh kaula muda, meski kaula tua pun ada juga yang menggunakannya. Bahasa ini bersifat temporal dan rahasia, maka timbul kesan bahwa bahasa ini adalah bahasa rahasianya para pencoleng atau penjahat, padahal sebenarnya tidak demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang digunakan dalam bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa gaul ini dalam ragam lisan dan ragam tulis, atau juga dalam ragam berbahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya, berkomunikasi dalam jejaring sosial.

Jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk saling berkomunikasi jarak jauh melalui internet. Jejaring sosial yang banyak diminati oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter, para pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan mereka. Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar satu sama lain.

Dalam jejaring sosial, para penutur bahasa gaul saling berdialog melalui ragam tulis. Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan baik. Oleh karena itu, para penutur bahasa gaul sering menciptakan kosakata baru yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dalam jejaring sosial tersebut. Penggunaan kosakata bahasa gaul yang ada dalam jejaring sosial terus berkembang dan berganti mengikuti tren. Para penutur biasanya mengikuti bahasa gaul yang digunakan oleh para artis ibukota. Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow, gitu?” Dengan jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering dikatakan oleh Soimah, penyanyi solo dan presenter acara televisi.

Para remaja menganggap bahasa gaul dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu.Selain itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).

Walaupun istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak digunakan oleh para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter.Beberapa kata yang sering dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini, untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul juga menggunakan kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.

Selain kosakata di atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia yang berubah struktur penulisannya menjadi bahasa gaul yang sering dipakai dalam jejaring sosial, sebagai berikut:

teman lelaki: jek, lur, boy, bang, cuy,bray, gan, brow, guys
teman wanita:sis, sist
kok: kq
kayaknya: keknya
calling: koling-koling artinya berhubungan, menghubungi.
si: c
-nya: -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi “merah_a”
download: donlot ‘unduh’
iya: ea, yap, y, yoman, yaw, yow
siapa: cfa, cp
nih: nich
tuh: tuch
kau: kw
tak: ta
tapi: v, phy
nggak: gx
karena: cz
menit: mniy
lagi:aggy
najis: najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh: dodol, bedon
pingin tahu urusan orang : kepo
utang: kasbon
tidak tahu adat: songong (tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong: plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget: beud, betts
kakak:qaqa
semangat: cemungudh
sindiran: cengcengan
asik: hazeg, asoy geboy
ketawa: ngakak, cekikikan
kepalamu:palelo, ungkapan rasa kesal
geregetan: remas-remas
brosur: kuntel-kuntel
pipi tembam: culikable
jijik: hoeks, jijay
sudah: syudah
mabeng: makan bareng
monyet: tenyom
merayu: gombal
suka: kesemsem
lumayan: mayan
dia: doi
daftar: ceklis nih
tidah tahu: auk, ungkapan tidak acuh
hadir: nimbul
gila: gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri: sendewe
hai:hy, ai, oi, huy
ketiak:tokay
kerja sama: kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara: toket
tidur siang: boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok: cuco
kacau: kacu
salah: kecele
lari: ngacir
santai: woles atau selow
datang: merapat
doakan: dokan
makanan ringan: kriuk
astaga:astagah, astajiim
memperbaharui: apdet, berasal dari kata update
sok tahu: sotoy
alasan: alibi
lucu: unyu, ciemuth
kampret: kampreto, kampretos
tidak:kadit
tidur:bobo, obo
siang: sianx, ciank, cianx
mau: mo, mu
kuy: yuk 
julit : jahat/pelit,iri

Penggunaan angka dan huruf seperti dalam status Febby Meytriani C'cukaGreenthea, “ngacun9 di per4.n,” She Ayoe Synk Ayahndtbundaphollepell berkomentar, “5zaa,,,???” Kata ngacung ditulis ngacun9, perempatan menjadi per4.n, dan kata masa ditulis 5zaa. Contoh lain penulisan alay dalam status facebook :

“…G46 PnY4 ML4m mgu G46 P4,, 6aG pnY4 Pcr G46 Pp4,,, 45Al pNy4 du11TT B4NY4kkk…. H4Rta,, T4ht4,, c1nta,,, h4ny4 C1nT4 l4hH yg Gag q m1L1ki… h4H4h4,,,45sy3ekkk…”

Adapun, pengunaan kosakata bahasa alay yang mengubah bahasa Indonesia menjadi bahasa yang seolah dikatakan oleh orang cadel, misalnya, kata sabar menjadi cabal, kata kasihan menjadi ciyan, kata terima kasih menjadi maacih, kata serius menjadi ciyus, kata enak menjadi enyak, kata sungguh menjadi cungguh, kata bisa menjadi bica, dan sebagainya.

Selain itu, adapun simbol tertentu dalam bahasa gaul, misalnya, simbol (y) menyatakan suka, @ untuk menunjukkan alamat atau tertuju kepada, dan # menyatakan apa yang dirasakan, misalnya, “gubrak #gulinggulingmasukkolongkasur,” penulisan setelah kata gubrak yang menyatakan suatu perasaan sedikit kekecewaan dan kaget.

Selain itu, adapun istilah-istilah terbaru dalam bahasa gaul yang sedang tren digunakan dalam jejaring sosial, misalnya:

Destry Silviany Noe Pllinpllan menulis status facebook, “Cenat-cenut kepala q (˘̩̩̩~˘̩̩̩ƪ).” Kata “Cenat-cenut” menjadi judul lagu yang dipopulerkan oleh boyband Smash. Cenat-cenut bisa berarti hati yang berdebar, dan bisa berarti sedang merasakan sakit.

Gusty Pratamamenulis komentar pada kiriman temannya, “Biasa Um Bro Tradisi Tahunan,” Triyono Saefulloh Luis mengomentarinya, “Selalu Begicu..... Sabar Ya Um....... Sing Ikhlas.” Kata um berarti om atau paman, tahun 2011 lalu terdapat sebutan “Mas bro” yang dipopulerkan oleh Ramzi dalam film “Pesantren dan Rock n’ Roll”, tetapi sekarang dapat menjadi “Om bro”, “Mba bro, dan “Bu bro”. Kata bro berasal dari brother yang menyatakan saudara lelaki, sehingga kata bro kini sering digunakan untuk menunjukan rasa persahabatan dan persaudara antarteman.

Kosakata bahasa gaul juga ada yang berasal dari pemendekan kata, atau berupa singkatan atau akronim, misalnya, kata “susis” yang berarti “suami takut istri” yang dipopulerkan oleh komedian, Sule. Kata “piktor” akronim dari “pikiran kotor” sebagai sebutan untuk orang yang suka berpikir vulgar. Kata “semangka” berasal dari hasil pemendekan “semangat kakak” ungkapan untuk memberi semangat kepada teman atau sahabat. Kata “pewe” hasil pemendekan “posisi wenak”, kata “agata” pemendakan dari “anak gaul tasik”, kata “kuaci” pemendekan dari “kuacian”, kata “kuacian” berasal dari kata kasihan yang biasanya dikatakan “kasihan deh lo!” Kata “markibal” pemendekan dari “mari kita balap” untuk menantang teman bermain game atau mengajak duel.

Terdapat ungkapan perasaan dalam bahasa gaul yang biasanya berada di awal atau akhir kalimat, misalnya, “hoeks” rasa jijik, “hiks” rasa sedih, “arrgh” rasa kesal, “hoff” atau “huft” rasa letih, “yiihaa” rasa senang, “heyho” kata sapaan seperti “halo”, “hmm” sedang berpikir, dan sebagainya.

Penggunaan bahasa gaul dalam jejaring sosial semakin marak digunakan oleh para remaja, apalagi pada saat ini sedang musim-musimnya penggunaan ponsel Blackberry yang menyuguhkan aplikasi beraneka ragam untuk membuat tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Selain itu, penyedia layanan jaringan seluler pun menawarkan aplikasi untuk menulis bahasa gaul.

Pada kenyataannya bahasa Indonesia memang sudah didapatkan dari sejak kita lahir, tetapi hingga kini kita masih tetap saja merasa kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, walaupun kelihatannya mudah, tetapi dalam ujian nasional bahasa Indonesia jarang ada siswa yang mendapatkan nilai seratus. Selain itu, ketika kita memasuki dunia pekuliahan lagi-lagi dipertemukan dengan mata kuliah bahasa Indonesia, hal itu tentu saja bukan tanpa alasan. Kebutuhan akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu sangat diperlukan bagi warga negara Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara Republik Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia karena bahasa adalah identitas bangsa.

Dengan adanya bahasa gaul atau bahasa alay di kalangan remaja, mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia. Tetapi, hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Penggunaan bahasa gaul tersebut tidak menjadi ancaman yang begitu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan usia remaja. Hal tersebut dianggap wajar karena sesuai dengan tuntgutan perkembangan pribadi usia remaja, yang sering memiliki keinginan untuk hidup dengan kelompoknya dengan menciptakan bahasa rahasia dalam kelompoknya tersebut. Sehingga bahasa gaul yang digunakan dalam suatu kelompok remaja sering kali hanya dapat dimengerti oleh anggota kelompok mereka sendiri. Tetapi, ketika mereka berada di luar kelompoknya mereka akan kembali menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan tempat di mana mereka berada. Jadi, penggunaan bahasa gaul itu tidak mengganggu pada penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah ada kesadaran pada diri kita selaku pengguna bahasa Indonesia untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam EYD.

Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia sudah seharusnya merasa bangga ketika kita dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi, pada kenyataannya di kalangan masyarakat umum, seringkali ditemukan adanya penggunaan bahasa Indonesia yang sering mengalami campur kode dengan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Padahal, mereka yang mencampur kode penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tersebut belum memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemahiran berbahasa Indonesianya. Mereka bersikap demikian karena menganggap ketika mereka dapat menyelipkan kata-kata berbahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa Indonesia, mereka akan merasa bangga.

Oleh karena itu, mulai dari diri kita cintailah bahasa Indonesia. Gunakanlah bahasa Indonesia dengan penuh kebanggaan. Karena bahasa adalah identitas bangsa dan dari bahasa tersebut akan tercermin jati diri bangsa. Mari kita buktikan bahwa adanya penggunaan bahasa gaul atau bahasa asing tersebut tidak menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena jika kita dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut secara profesional, maka penggunaan bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa daerah akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan lingkungan, fungsi, dan situasinya masing-masing. 

Sumber : 

0 komentar:

Posting Komentar