Rabu, 04 Desember 2019

Maraknya Bahasa Gaul

0

Maraknya bahasa gaul
Pada saat ini kita semakin dihadapkan pada fenomena sosial yang unik seperti yang terjadi pada kosakata bahasa kita yang seiring jaman terus menunjukkan perubahan dari setiap generasi. Hal itu bisa mempengaruhi penggunaan kosakata bahasa yang terjadi pada saat ini. Pada tahun 2014, mungkin kita masih ingat dengan pelawak Sule yang lawakannya itu berhasil menciptakan kosakata baru dalam artian bahasa gaul “Asyiiiiappp, Prikitiew, Gue and loe end dan masih banyak lagi Bahasa gaul itu sampai ke telinga para pendengar atau penonton acara tersebut dan sempat booming di mana-mana. Penggunaan bahasa gaul juga muncul pada tahun 2003 yang pada waktu itu banyak digunakan di kalangan remaja Jakarta. Kata “so what gitu loh” sempat ngetrend setelah seorang pemeran sinetron dalam dialognya menyebut kata “so what gitu loh”. Dari celotehan pemeran sinetron itulah kata tersebut banyak ditiru orang-orang. Di antaranya anak kecil sampai orang tua.
Kosakata bahasa gaul pun semakin beragam. Baik itu diucapkan oleh kalangan selebriti maupun orang biasa. Terbaru kata “Bosque” yang dipopulerkan oleh Baim Wong dalam status di Instagramnya. Kata “Bosque” yang berarti Juragan/bosku jadi trademark seorang Baim Wong. Begitu semaraknya penggunaan bahasa gaul sebagai bukti bahwa bahasa Indonesia itu unik dan mudah diterima di kalangan masyarakat kita. Bahasa gaul ini berkembang di masyarakat di samping bahasa baku/resmi. Kebanyakan remaja Indonesia banyak menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa pergaulan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini terjadi karena pengaruh bahasa gaul yang terus diminati orang-orang pada saat berkomunikasi. Kesan yang muncul dari penggunaan bahasa gaul ini adalah sifatnya santai dan akrab. 

Bahasa gaul juga muncul dari kata-kata yang dipelesetkan. Contohnya, kata “santuy” dari kata santai, negara +62 artinya negara berkembang, Kuy kebalikan dari kata yuk, mantul singkatan dari kata mantap betul, dan masih banyak lagi. Biasanya penggunaan bahasa gaul seperti contoh yang disebutkan tadi menjadi bahasa pergaulan yang banyak digunakan oleh remaja baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pelesatan kata-kata tersebut dijadikan bahan lawakan atau candaan oleh sebagian orang sehingga menjadi bahasa yang begitu santai dan akrab di telinga pendengarnya. 

Akan tetapi secara ketatabahasaan penggunaan bahasa gaul merusak tatanan kaidah kebahasaan baku atau bahasa resmi. Ketidaktepatan penggunaan bahasa gaul di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya menjadi rancu digunakan apabila bersamaan dengan penggunaan bahasa baku. Tapi itu menjadi lumrah apabila digunakan pada saat tertentu saja. Misalnya pada saat obrolan ringan antar teman atau sahabat. Namun pada kenyataannya, penggunaan bahasa gaul semakin booming setelah banyak buku-buku fiksi seperti novel, cerpen maupun drama beredar di toko-toko buku. Di sana banyak sekali penulis-penulis muda yang menggunakan bahasa gaul dalam bukunya. Ditambah munculnya buku panduan berbahasa gaul atau kamus gaul yang ditulis oleh kalangan selebriti terkenal “Debby Sahertian”. Buku panduan berbahasa gaul itu terdapat kumpulan-kumpulan kata-kata gaul dan artinya serta ada juga contoh percakapan/ dialog dalam bahasa gaul. 

Bukti dari beragamnya contoh bahasa gaul sehari-hari menjadi sebuah kebutuhan kaum milineal untuk berkomunikasi seluwes mungkin. Komunikasi yang santai dan akrab bisa terlihat dari obrolan para milineal di perkotaan sampai di daerah. Selain semarak di dunia nyata penggunaan bahasa gaul bisa dilihat juga dari media sosial. Fenomena bahasa gaul ini muncul akibat dari kekakuan penggunaan bahasa Indonesia. Sehingga banyak kaum milineal khususnya anak muda lebih menggunakan bahasa gaul dalam kesehariannya.

Penulis : Yessi Merisa

0 komentar:

Posting Komentar